Minggu, 29 Mei 2011

Pria Bertopi #1


Diacara malam pentas seni kampus, waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam lewat. Walau sedikit bosan dengan pertunjukkan sebelumnya aku masih dengan setianya duduk dibarisan terdepan bagian penonton. Tibalah pertunjukkan terakhir, keluarlah dua orang pria dari belakang panggung, yang satu berambut gimbal dengan memegang jimbenya, dan pria disebelahnya dengan tampilan sederhana mengenakan sebuah topi hitam, beri saja dia nama Pria Bertopi.
Mata ini tak henti-hentinya menatap pria bertopi itu, cukup jauh jaraknya antara panggung pertunjukkan dan barisan penonton, dari jauh otakku mulai bekerja dengan sedikit menerawang siapa dia, dia sangat mirip dengan pelatih teaterku waktu sma.
Lebih jauh memperhatikannya, dia mengenakan kaos oblong berwarna hitam yang dipadukan dengan celana jeans dan memakai sepatu yang mulai tampak kusam sambil memegang gitarnya. Selesai ngecek sounds dari gitarnya, jrenggggg…… that’s my music, Reggae, malam itu dia membawakan sebuah lagu berjudul Good Bye Anjing, Steven n Coconut Trezz, like his voice!!!
Sejenak menikmati suarnya, teringat lagi, siapa dia? Pelatih teaterku? Ahh entahlah, aku makin penasaran saja.
Acara akhirnya selesai juga, akan tetapi rasa penasaranku terhadapnya belum selesai sampai disitu. Aku berinsiatif menanyakan pada ketua panitia acara waktu itu, sayangnya dia juga tidak begitu mengenalnya dan hanya memberikan saran untuk menanyakan hal ini ke kakak ketua himpunanku, Kak Andri namanya.
Dengan langkah kecil aku mencoba mendekati Kak Andri, tetapi teman dekatku Dinda namanya memanggilku dan mengajakku untuk segera pulang karena mamanya telah menunggu kita di depan. Belum sempat bertanya ke Kak Andri, aku sudah harus meninggalkan tempat itu. Ahh!!!
Di atas mobil, dengan segera aku mengambil handphone ku, sial!!! Ternyata handphone ku lowbath. Bingung!!! Akhirnya saya meminjam handphone Dinda dengan alasan ingin menghubungi orang rumah untuk segera membukakanku pintu. Daftar kontak di handphone saya mencari nama Kak Fahri, ketua panitia acara malam itu. Yess!!! Aku mendapatkannya. Dengan segera ku kirimkan sebuah pesan agar Kak Fahri menyampaikan permintaanku ke Kak Andri. Lima sepuluh menit berlalu balasan sms tidak kunjung datang, ya sudah mungkin belum waktunya, dan aku pun tiba di rumah saya.
Dengan persaan sedikit kecewa, ku menaiki anak tangga menuju kamarku, nge-charge handphone dan mulai menyalakannya. Aku mencoba menghubungi Kak Fahri lagi, dan tak cukup semenit balasan sms datang berisikan siapa nama pria itu sekaligus nomor handphonenya.
“malam, dengan kak Erik ya?”, sebuah pesan singkat yang kukirimkan di nomor 085255800xxx, mungkin di malam itu salah satu urat malu yang menjalar di dalam tubuhku ada yang terputus. Sepuluh lima belas menit berlau, tidak ada balasan satupun dari nomor itu. Hanya balasan dari Kak Fahri yang masuk berisikan agar saya menanyakan lebih lanjut ke Kak Andri.
Balasan dari Kak Andri pun masuk, dan berisikan “saya sudah menyampaikan semuanya de ke dia, tunggu saja balasan darinya”.
Akhirnya pria bertopi itu membalas sms yang sedari tadi ku kirimkan padanya. Diawali sebuah perkenalan, bercanda, bertukar pikiran, dan sebagainya. Ahh, dia humoris, mengasyikkan, tetapi bagaimana tanggapan dia terhadapku? Ahh, entahlah yang terpenting aku sudah mengenalnya yang ternyata dia bukan pelatih teaterku. Mengetahui hal itu, smsan yang kami lakukan tak terhenti sampai disitu.
Aku senang telah mengenalnya…
Wajahnya terbayang sepanjang malam itu, suaranya yang sedikit serak, pria bertopi.....

Be continued………

sebuah harapan Dinda


Pagi- pagi Dinda dah datang di sekolahnya yang berada di JL.Letjen Pol Mappa Oudang, yaitu SMA Negeri 11 Makassar dengan nama bekennya sManSes.
“Morning Anya….”sapa Dinda
            “Tumben kamu nyapa aku, kayaknya ada sesuatu nich, gih jatuh cinta ya”
            “Ah…ngaco banget sih kamu,,, but…ku lagi suka ma seseorang nich, he is teman sekelas kita sendiri…”
            “Siapa sich? cerita dong…”
            “Kamu mo tau yah…”Dinda langsung melihatkan selembar kertas tertuliskan sebuah nama cowok yang Dinda suka ke Anya.
            “Ha,,,kamu suka ma Vicky, beneran nih, kamu tidak boong kan, mang kenapa bisa sih”.Wajah Anya dengan penuh penasaran.
            “Secara…dia bintang kelas, pintar, cakep, baik, pokoknya perfect banget deh”,dengan wajah yang berseri- seri Dinda menjawab tanya Anya.
***
            Pagi yang cerah, secerah hati Dinda, sebentar lagi Dinda akan berangkat ke sekolah. Dinda telah siapkan secarik kertas dengan berbagai tulisan isyarat didalamnya yang akan ia beri ke Vicky melalui Anya. “Anya, tolong kamu beri surat ini ke Vicky yah pas pulang skull eben…”pinta Dinda.”Key nona yang luagiiiii kasmarannn…” sindir Anya. Waktu terus berlalu, teng-teng waktunya untuk pulang dan sebentar lagi Anya akan memberikan surat dari Dinda buat Vicky.
            “Vick….nih ada titipan surat dari Dinda”
“Kayaknya seru nih…mang ini artinya apaan sih?”,dengan wajah keheranan Vicky membaca satu persatu isi dari surat itu.
“Kamu baca yuah, tuh ada petunjuknya buat nyari apa arti dari tulisan- tulisan itu semua, kalo gitu aku pulang dulu yah!!!”pamit Anya ke Vicky.
***
Seperti  biasanya Dinda akan berangkat ke skull.
”Mah Dinda pergi dulu yah”sambil mencium tangan Mama Dinda.
Sesampai di skull Anya menghampiri Dinda, “Din, aku dah beri tuh surat ke Vicky kemarin, dia penasaran banget tuh lihat isi tulisan kamu yang pada aneh- aneh”.
“Thank’z yah Anya kamu dah bantuin aku,,,”.Selang beberapa waktu istirahat tiba- tiba,
 “Anya, mang isi surat itu apa, aku bingung”tanya Vicky saat Dinda lagi keluar ma sahabat- sahabatnya. “
“Mang kamu penasaran banget yah apa isi surat itu?”
“Ya iyalah, tulisannya aja pada aneh- aneh”dengan raut wajah Vicky yang penuh kebingungan.
“Kamu mau tau yah…sebenarnya Din- Dinda itu suka ma kamu Vick, tapi kamu janji yah setelah kamu tahu ini kamu nggak bakal jauhin Dinda”jawab Anya dengan raut wajah memohon.
“Iya aku janji….mang iya Dinda suka ma aku?” penuh keheranan diwajah Vicky.
Selang bel berbunyi akhirnya Dinda kembali kekelas. “Din aku dah beri tahu Vicky kalo kamu itu suka ma dia, yah tanpa respon gitu yang hanya bisa tersenyum”.
“Kira- kira- kira gimana yah dengan dia, apa dia juga suka ma aku”, gumam Dinda dalam hati.
            “Hey…ngelamun aja deh kamu Din, tenang dia itu juga ada perasaan ma kamu juga kok, percaya deh ma aku”. Anya yang sambil menenangkan hati Dinda yang lagi bingung.
***
Ternyata Vicky menepati janjinya dia tidak jauhin Dinda, malahan sepertinya diantara mereka tidak pernah terjadi apa- apa, yang selalu saling ngerjain, saling bertengkar.
“Anya, sekarang ada tugas baru buat kamu, tolong yah kamu beri puisi ini buat dia”.
”Din dia sapa nih, maksud kamu VicKy yah”.
”Yupz”,dengan wajah yang berseri- seri.
Bel pulang pun kembali berbunyi itu tanda waktunya untuk pulang. Dari jauh Dinda memperhatikan Anya yang pengen beri surat ke Vicky, dan Vicky pun menerima surat itu lagi,
”wah……ada lagi nih” dengan senyum khas Vicky saat menerima surat yang berisi puisi dari Dinda.
***
Dua hari telah berlalu tapi belum ada tanggapan dari Vicky apapun itu bentuknya. Akhirnya Dinda memutuskan untuk memberi tahu hal ini keteman bangku Vicky, he is Dika.
”Dik setelah sholat dhuhur eben kita ketemuan yah, barengan ma Anya” pinta Dinda.
“Mang ada apa sih, kamu cerita aja sekarang…”
“Sepertinya belum sekarang deh Dik, masih banyak orang disini”jawab Dinda
Waktu untuk sholat pun selesai dan itu artinya sebentar lagi Dinda dan Anya akan menceritakan semuanya ke Dika.
“Din, kamu yakin kamu bakal beri tahu ini semua ke Dika” tanya Anya.
“Aku yakin, Dika kan teman dekat Vicky, so apa salahnya aku mesti tahu semuanya ,dari pada aku terus harapin dia.
“Yah itu sih terserah dari kamu saja Din..”
Tapi sampai waktu pulang pun Dinda belum juga siap untuk menceritakan semuanya hingga membuat Dika ikut penasaran.
“Kamu tunggu saja sms dari aku yah Dik…”
“Mang apa sih Din, kalau kamu tanya tentang Vicky udah deh dia itu dah punya cewek” sindir Dika yang mulai curiga dengan tingkah Dinda. Tiba- tiba dari belakang Dinda terdengar teriakan Vicky
“Ah tidak kok, mang kamu pengen daftar yah, boleh kok” tapi Dinda hanya bisa tersenyum, tapi kata itu pertanda bagus buatnya. Kemudian Dinda berjalan terus menyusuri koridor sekolahnya.
***
Akhirnya Dinda sampai juga dirumahnya dengan selamat, dengan tergesa- gesa ia menaiki beberapa anak tangga menuju ke kamarnya, dan sesegera mungkin Dinda mengambil Hpnya dan mengirimkan sebuah pesan singkat untuk Dika.
“Dik, mang bTL aPa yG kMu oMoNgiN tD, wK2 pLg sKuLL aBoUt tMn BaNgKu KmU?”
Dengan segera sms balasan dari Dika tiba juga
“Vicky ya,,,dia itu lagi suka maseseorang cewek, cewek itu beragama Kristen dan cewek itu juga suka dengan Vicky, tapi Vicky tidak berani ungkapin semuanya, mang kenapa Din kamu suka yah ma Vicky?”
Dengan segera Dinda membalas sms dari Dika,
“Ah tdK kok, tp Z pUx sOrG tMn yG sUka ma Vicky, mang i2 cWk sApA?, KmU taX Z dong biar Z dPt infoX lbH lgKp, tp yG pStX kLo tMn Z ini tahu pStX sKt BaNgEt,bLz”. Dan teman yang Dinda maksud, dirinya sendiri.
Melihat balasan sms dari Dika, Dinda sangat sakit hati, Dinda sendiri berjanji akan menjauhi Vicky untuk selama- lamanya, setelah Dinda mengetahui kalau Vicky telah menyukai orang lain bukanlah Dinda, Dinda juga tidak menyesal telah cerita ke Dika dan itu artinya Dinda tidak usah berharap lagi dengan Vicky, yupz……Dinda sendiri juga sadar kalau Dinda itu sangat berbeda dengan Vicky, Vicky orangnya cakep, pintar sedangkan Dinda tidak cantik- cantik amat dan hamper tidak ada pintar- pintarnya.
Dindapun naik keatas tempat tidurnya dan mengambil Hpnya lalu mendengarkan musik dari d’masiv.
“Kau membuat ku berantakan…
“Kau membuat ku tak karuan…
“Kau membuat ku tak berdaya, kau menolakku acuhkan diriku…
“Bagaimana caranya untuk, meruntuhkan kerasnya hatimu…
“Kusadari…kutak sempurna…kutak seperti yang kau inginkan…
“Kau hancurkan aku dengan sikapmu…tak sadarkah kau telah menyakitiku…
“Lelah hati ini meyakinkan mu…
“Cinta ini Membunuhku…..WOoOOooo, dengan meneteskan air mata.
***

sebuah perkenalan


assalamu alaikum wr wb
teman-teman ku sekalian yang baik hati, tidak sombong, rajin nabung dan semua-semuanya, ini blog baru saya
mari kita saling berbagi informasi disini


Diah Rachmayanti
Mahasiswi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Hasanuddin