Senin, 16 Februari 2015







Universum nie zu spät, das ist nicht passiert vielleicht ist es nicht gemeint war.

Kamis, 08 September 2011

     Anxiety when it comes, just like this thing I can do. View the circumstances around which I could no longer face. And I don't have the ability to do something!

new sketch book from *My BOY*

     Sebenarnya sudah lama saya ingin membeli buku sketsa, tetapi karena saya tidak memiliki waktu untuk membelinya hingga baru kali ini saya bisa memilikinya!
     Sore lalu, saya tinggal berdua bersama teman saya Muh Aswan Pratama yang biasa disapa Abang. Dia memperlihatkan buku sketsanya, dan saya teringat kembali dengan keinginanku sebelumnya. Sehingga tiba waktu My Boy menjemput saya, saya langsung diantar ke Toko ATK terbesar di Kota Makassar, yaitu Toko Agung untuk membeli buku sketsa.
     Setiba dikasir, ternyata yang bayarin My Boy, Alhamdulillah yahhh....


Rabu, 15 Juni 2011

Kabar dari Adikku


Polewali, 15 Juni 2011-06-15
Rumah Sederhana di Jalan Ahmad Yani 110, Polewali, Sulawesi Barat

Waktu menunjukkan 01.15 WITA, mata ini tetap saja tak dapat terpejam untuk beristirahat layaknya seperti orang-orang lainnya. Namun, aku sangat mengetahui apa penyebabnya, pikiranku melayang-layang entah kemana memikirkan segala beban yang ada dalam pikiranku saat itu.
Untung saja malam itu sebuah tayangan film hollywood yang sedikit menghiburku di salah satu stasiun televisi swasta. Tetap saja aku tidak bisa melupakan begitu saja beban yang ada dalam pikiranku hingga saat ini.
Siang sebelumnya, salah satu saudariku menghubungiku, dengan tergesa-gesa dia menjelaskan apa yang telah terjadi dirumah. Aku hanya bisa terdiam mendengarnya, membiarkan handphoneku begitu saja disampingku dan tidak menghiraukan saudariku lagi.
Aku tidak bisa berbuat apa-apa, entah aku harus tetap berada disini ataukah aku harus beranjak dari tempat ini dan kembali kerumahku. Kuraih handphoneku kembali dan kuhubungi saudariku lagi dan menanyakan lebih lanjut kondisi rumah saat itu. Ternyata semuanya makin parah saja, kebimbangan kini bersarang dalam otakku, memikirkan segera apa yang harus aku lakukan.
Wake up diah! Tetapi kata-kata itu tetap tidak mampu membangkitkanku! Oh my God, apa yang harus aku lakukan? Aku berharap ini semua akan baik-baik saja! Handphoneku kembali berdering, ternyata dari salah satu saudariku lagi, “Kak cepat pulang!”. Aku tidak tahu harus menjawab apa, aku tidak bisa meninggalkan tempat ini dan akupun tidak bisa mengabaikan apa yang terjadi dirumahku waktu itu.
Selang beberapa waktu, lagi-lagi handphoneku berdering, ternyata dari Mama, “semuanya sudah hancur nak, mama tidak tahu harus bagaimana lagi, semua terserah dia”. Aku tidak bisa berkata-kata, hanya air mata yang menetes satu-persatu menjawab perkataan Mama barusan. Setelah itu tidak ada lagi komunikasi antara saudari-saudariku terlebih dengan Mamaku.
Beberapa kali aku mencoba menghubungi mereka, tetapi tidak ada tanggapan satupun dari mereka. Ya Allah, semoga semuanya baik-baik saja.
Tibalah malam, kedua handphone ku tidak memberikan tanda-tanda telepon ataupun pesan singkat ada yang masuk. Ku coba lagi menghubungi mereka, tetapi dengan sengaja aku tidak menyinggung masalah tadi siang.
“Mama kangen nak sama Diah”, “Diah juga kangen Mam”. Saling mengirimkan pesan via sms terus berlanjut, tetap sedikit pun aku tidak pernah menyinggung masalah tadi siang, untuk menjaga perasaan Mama. Berikutnya, Mama tidak membalas lagi pesanku, yah mungkin dia sudah tertidur.
Waktu menunjukkan pukul 23.10, kuraih handpone yang tergeletak rapih diatas bufet. Ku buka salah satu aplikasi internet. Tidak lama kemudian, handphoneku yang satu lagi berdering, sebuah sms dari kekasihku, memberitahukan Mama baru saja update status disalah satu jejaring sosial. Segera mungkin ku melihatnya.
Satu persatu tetesan air mata jatuh membasahi pipi ini.
baru sehari kepergianmu ,,, trasa bgitu sepi hidup mama,tidak ada teman bercanda teman berkeluh kesah dan tempat melampiaskan kekesalan mama ,,, i love my child ,,, keberadaanmu sungguh berarti buat mama,thanks Ya Allah ,,, engkau tlah memberikan hadiah yang luar biasa , titipanMU yang terbingkai manis buat menemaniku dihari tuaku nanti,InsyaAllah.”. Aku hanya bisa menjawab dari sini, “aku juga sangat merindukanmu Mam, I love you so much”.
Kembali lagi pada tontonanku, dengan serius aku menikmati film hollywood yang terpampang lebar dihadapanku. Waktu menunjukkan 03.40 subuh, akhirnya film hollywood yang sedari tadi ku tonton telah selesai, waktunya memejamkan mata dan beristirahat sejenak menunggu datangnya waktu pagi.
Satu jam dua puluh menit lima belas detik berlalu, mata tetap saja tidak dapat tertutup, kembali memikirkan masalah yang terus bersarang dalam pikiranku. Sedikitku berkhayal yang semoga saja tidak aan pernah terjadi. Dalam khayalku, apa yang selanjutnya yang akan aku lakukan, aku tidak ingin bergantung dengan orang, aku tidak ingin dikasihani, aku sangat tak suka itu, tetapi aku tidak mempunyai kekuatan, aku tidak mampu menghadapinya, kalau dia benar-benar pergi? bagaimana kehidupanku selanjutnya, bagaimana dengan mamaku, bagaimana dengan adik-adikku, bagaimana dengan pendidikanku, bagaimana dengan pendidikan adikku? Bagaimana ini? Ya Tuhan, aku tidak tahu harus berbuat apa.
04.45, kuambil kedua handphoneku, beranjak kegarasi dan mengambil sepeda pamanku. Tampak diluar masih gelap, tetapi aku tidak menghiraukannya, tetap kukayuh sepeda itu meski udara sedikit dingin yang kini menusuk ke dadaku hingga terasa pada tulang-tulang rusukku. Aku tidak menghiraukannya, ini tidak sebanding dengan apa yang sekarang bersarang dalam pikiranku.
Seiring perputaran bumi, matahari kembali menampakkan sinar dari tempat peristirahatannya, perjalanan aku lanjutkan ke Pantai Bahari, Polewali.
Kuangkat sepedaku dan ku dorong hingga keujung dermaga, menyandarkannya dan ku duduk disebelah sepedaku.
Suara ombak, kicauan burung-burung kecil, ikan-ikan yang berenang, pancaran sinar matahari setia menemaniku dengan mendengarkan segala curhatanku. Andaikan aku seperti ombak, yang mampu menghantam apapun dihadapannya, aku seperti burung yang bisa terbang bebas dan menentukan arah akan kemana dia tuju, aku seperti ikan-ikan yang berenang dengan kelompoknya dan seperti matahri yang memberikan sinar kehidupan pada siapa saja.
Tetapi aku tidak bisa seperti mereka, masalah yang bersarang dipikiranku menghambat semuanya, aku hanya bisa teriak sekeras-kerasnya biar mereka bisa tahu apa yang aku rasakan. Tetapi percuma, mereka tidak akan mungkin memberikan jawaban.
Hari mulai siang, aku kembali kerumah dengan masalah yang bersarang dalam pikiranku.

Jumat, 03 Juni 2011

di Hari Ulang Tahun Adikku

Hari ini, tepat tanggal tiga bulan juni tahun dua ribu sepuluh, adik kecilku yang terakhir bernama Muh Arief Rahman berulang tahun yang ke tujuh. Tampak rasa bahagia yang terpancar dari wajah adik kecilku ini, panggil saja dia Olle. Siang sebelumnya, Mama dan Papa keluar untuk membelikan adik kecilku satu cake, cake kesukaan dia, BlackForest. Mama dan Papa membeli cake itu di salah satu toko kue yang ada di Kota Makassar, yaitu Toko Kue Candy.
Ini ni Cake BlackForestnya

Waktu menunjukkan pukul 18.35, aku baru saja tiba di rumah di antar oleh salah satu temanku Setiba dirumah tampak sebuah cake yang begitu menggiur lidahku untuk segera mengambilnya dari kulkas. Kemudian Mama menugaskanku untuk mempersiapkan semua apa yang kita butuhkan di saat moment tiup lilin nanti.

Sejenak ku terdiam, mencoba menerawang peristiwa satu tahun yang lalu, di tanggal yang sama dan tahunnya sebagai pembeda, saat ini adalah tahun 2011 dan yang lalu adalah tahun 2010. Waktu itu Mama dan Papa sedang keluar kota, tinggallah aku bersama adik-adikku dan ditemani Nenek, orang tua dari Mamaku. Nenek memberikanku uang sekitar dua ratus lima puluh ribu yang harus kugunakan untuk mempersiapkan acara kecil-kecilan dalam rangka hari ulang tahun adik kecilku.

Akupun menuju salah satu outlet JankFood, yaitu KDS, KFC dua satu bekas dari Studio 21. Dalam perjalananku menuju KDS aku menghubungi kekasihku untuk segera bertemu di tempat itu, karena aku juga harus singgah di salah satu Kedai Kue. Setiba di KDS, kekasihku ternyata sudah menungguku, dan kami pun masuk ke dalam KDS untuk segera memesan pesanan kami.
Ini di Captured oleh mantan Kekasihku waktu itu lagi nunggu pesanan


Selesai membeli beberapa paket yang tersedia di outlet ini, aku pun melanjutkan perjalanan menuju rumah yang diikuti dari belakang oleh kekasihku. Setiba di rumah kemudian aku pun memnyajikan semua apa yang telah aku beli di malam itu.

Waktunya untuk tiup lilin, adik kecilku kini berdiri tepat didepan cakenya dan segera meniup lilin yang masih menyala di attas cakenya. Waktu itu dia juga menghadiahkan pada adik kecilku Ice Cream  yang banyak. Dan tidak lupa, kami menyempatkan waktu untuk mengabadikan beberapa moment waktu itu.
Adik Kecilku bersama mantan Kekasihku

Nenekku bersama Adik Kecilku
Santapan di Malam itu
Makan Bersama (:

Tetapi apa yang kulihat malam ini berbeda dengan satu tahun kemarin, perbedaan yang tampak sangatlah kontras. Waktu itu kedua orang tuaku tidak ada di rumah dan saat ini mereka ada di rumah. Waktu itu aku memiliki seorang kekasih yang sangat kusayangi dan saat ini dia bukan siapa-siapa saya lagi.
Ahh, untuk apa saya memikirkan ini, belum tentu dia memikirkanku. Ini adalah hari bahagia adik kecilku, saya tidak boleh merusaknya karena peristiwa setahun yang lalu itu.

Akan tetapi hal itu masih saja meliputi pikiranku. Aku pun mengirimkan sebuag pesan singkat yang berisikan agar dia segera datang kerumah untuk ikut dalam acara adik kecilku yang juga sangat dekat dengannya. Sayangnya, dia menolak permintaan itu dan aku pun memakluminya karena beberapa alasan yang tertera dengan jelas dalam balasan pesan singkatnya.
Meski demikian kami sekeluarga melanjutkan acara kecil-kecilan kami.

Ni moment-moment yang sempat aku abadikan tadi,
Ni Adik Kecilku lagi tiup lilin
Adik Kecilku sedang potong kue nya (:

Selamat Ulang Tahun Adik Kecilku ....
Panjang Umur Selalu ....
Doa Kami Menyertai Selalu ....
Wish You All The Best Adik Kecilku sayang :*

Me-Tulis

Menulis, sebuah kata yang lahir dengan awalan me dan kata tulis. Menurut saya, menulis adalah sebuah kegiatan di saat seorang yang menuangkan pemikiran-pemikirannya pada selebaran yang nantinya akan tersusun alfabet-alfabet membentuk sebuah fonem, yang kemudian fonem tersebut tersususn secara teratur membentuk sebuah kalimat. Kalimat sendiri, jika tersusun secara teratur yang ditiap kalimatnya saling berkaitan akan membetuk sebuah paragraph. Begitupula dengan paragraph, paragraph yang tersusun secara teratur yang saling berkaitan akan membentuk sebuah cerita.

Seseorang yang melakukan kegiatan menulis disebut sebagai penulis. Sebuah kata berwalan pe- yang mengartikan orang yang melakukan tulis. Hasil menulis seseorang disebut dengan tulisan, sebuah kata berakhiran an- yang mengartikan hasil dari kegiatan menulis.

Dalam mata kuliah Bahasa Indonesia, kegiatan menulis sendiri memiliki tata cara dan aturan-aturan tertentu yang terikat pada paraturan EYD sehingga tulisan tersebut menilai benar.


Kegiatan menulis banyak ragamnya, menulis cerita, menulis berita, menulis laporan, dan lain-lain. Sehingga, menulis terbagi menjadi dua bagian, yaitu fiksi dan non fiksi.


Seorang yang melakukan kegiatan menulis tidak dapat secara langsung melakukannya tanpa melewati fase-fase seperti mendengar, melihat, dan merasakan yang nantinya akan menjadi acuan untuk melakukan kegiatan menulis.


Kegiatan menulis dapat dilakukan oleh siapa saja, yang terpenting orang tersebut memiliki keinginan untuk menulis. Menulis juga dapat dilakukan dimana saja, tergantung oleh siapa yang menulis sesuai keinginannya.


menulis dapat merubah dunia”. Sebuah kalimat pendek yang bermakna besar. Ya, menulis adalah salah satu penggerak terjadinya sebuah perubahan. dengan menulis yang menghasilkan sebuah tulisan yang di dalamnya memiliki kekuatan besar mampu terjadinya pergerakan di tiap pembacanya.


Menulis tidak hanya dapat dilakukan pada lembaran kertas, tidak hanya pada sebuah buku, tidak hanya pada batu dan di dinding gua pada masa purba, tetapi juga dapat dilakukan di media-media massa seiring perkembangan globalisasi. FB, twitter, friendster, BBM, dll adalah media-media yang dapat menjadi wadah kegiatan menulis.


Setiap orang memiliki gaya menulis tersendiri, namun terkadang sebagian orang tidak percaya diri untuk menampilkan tulisannya kepaa orang lain, yang selalu merasa “tulisan saya jelek!!!”. Tidak ada kata jelek dalam menulis, apa yang kita tuangkan dalam tulisan kita belum tentu ada dalam pemikiran orang lain. Jadi, tidak ada kalimat untuk “tulisan saya jelek!!!”.

selembar tulisan sejuta cerita”. Selembar tulisan tidak hanya akan dibaca oleh satu orang saja, dan tiap orang-orang yang membaca tulisan kita memiliki perspektif masing-masing.

Menulis Pangkal Tenar”, dengan semakin banyaknya tulisan semakin tenarlah penulis tersebut, Dan hasil tulisan tersebut mau tidak mau akan mengabadi, baik bagi penulisnya maupun pembacanya.

Pada malan ini, tepat pada tanggal 27 mei 2011 di Jalan Sepakat No. 73 terlaksana sebuah kegiatan pelatihan Timelines yang berkaitan erat dengan jurnalistik yang pada dasarnya kegiatan menulis. Pada kegiatan timelines ini bertemakan “Bebaskan dirimu melalui goresan pena”, adalah sebuah tema yang bermakna besar. Melalui tulisan-tulisan kita, kita dapat berkreasi, kita dapat bebas menuangkan pemikiran-pemikiran kita dengan kegiatan menulis.

Aku menulis maka Aku ada”, aku temukan diriku melalui tulisan-tulisanku.

Diah Rachmayanti R
Kosmik 2010
20.50 wita, 27 mei 2011. Jl. Sepakat No.73 Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia, Bumi SD.

Kamis, 02 Juni 2011

Ceritaku di Timelines 2011


                Kemarin tanggal 27-29 Mei 2011, Biro Baruga KOSMIK mengadakan sebuah Pelatihan Jurnalistik, Timelines. Pelatihan Timelines yang diadakan oleh KOSMIK adalah sebuah kegiatan Pelatihan Jurnalistik yang diadakan rutin tiap tahunnya.
                Timelines kali ini diadakan di kediaman salah satu teman kami yang bernama Hajir Muis, bertempat di Jalan Sepakat No.73. sebuah rumah bercat hijau dan luas yang mampu menampung kurang lebih tiga puluh orang.
                Di hari pertama, kami peserta Timelines 2011 berangkat ke Lokasi sekitar pukul 15.10 dengan lama perjalanan kurang lebih tiga puluh menit. Setiba disana, kami disambut oleh beberapa panitia, ada Kak Titah dan Kak Pyonk, serta pemilik rumah saudara Hajir Muis.
                Pada pukul 17.15 acara pertama dilaksanakan, yaitu pembukaan kegiatan Timelines 2011 oleh Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, Bapak Drs. Muh. Nadjib, M.Ed, Lib. Selesai pembukaan kami melanjutkan istirahat sejenak.
                Setelah istirahat, acara dilanjutkan tepat pukul 19.00, yaitu makan malam bersama. Selesai makan malam, acara di lanjutkan dengan materi yang di bawakan oleh Kak Debra. Kak Debra memberikan kami kertas yang di dalamnya terdapat wacana mengenai Menulis. Setelah kami di bagikan kertas tersebut, kami ditugaskan untuk membacanya.
                Selesai membaca wacana mengenai menulis, giliran kami diberikan tugas membuat tulisan apa saja yang kami ketahui tentang Menulis dan kami diberikan waktu selama tiga puluh menit. Terlihat seluruh peserta Timelines 2011 sangat antusias melaksanakan tugas pertama ini, termasuk saya Diah Rachmayanti.
                Tiga puluh menit berlalu, waktu untuk menulis selesai, tugas kami satu-persatu dikumpul. Tidak hanya sampai disitu, acara dilanjutkan dengan Rapat Redaksi. Dalam Rapat Redaksi kami di bagi menjadi tiga kelompok, dan saya mendapat bagian kelompok tiga. Di kelompok tiga saya bersama Andi Nurul Inayah, Kak Alvidha, Hajir Muis, dan Jung Muh. As’ad.
                Ketika kami melakukan Rapat Redaksi, saya dipercayakan oleh teman-teman menjadi Pemimpin Redaksi dari Buletin yang akan kami buat, yaitu Buletin Warta Pasar dengan Tagline Berisi dan Akurat. Dalam rapat redaksi yang kami buat, kami membagi-bagi tugas tiap orangnya, akan tetapi secara keseluruhan kami tetap bekerja sama menyusun buletin kami.
                Waktu menunjukkan pukul 00.00, rapat redaksi yang kami lakukan akhirnya selesai juga. Tampak wajah-wajah yang penuh rasa kantuk di tiap peserta Timelines kala malam itu. Namun, berbeda denganku, mataku masih dengan segarnya melirik kesana-kesini dan memikirkan apa yang akan kami isi dalam buletin kami, akan tetapi salah satu senior saya menegurku untuk segera beristirahat.
                Dan saya memutuskan untuk kekamar dan beristirahat karena besok paginya saya harus mencari berita tepat pukul 07.00. akan tetapi mata ini tidak dapat lagi tertutup karena saya mempunyai kesibukan tersendiri di malam itu.
                Matahari kini mulai muncul dari tempat persembunyiannya, angka-angka pada jam tanganku yang masih terpakai dengan indahnya pada lenganku membentuk angka 05.30, sudah pagi ternyata, namun mata ini masih dengan gagahnya terbuka lebar menatap dunia. Waktunya untuk bersiap-siap sebelum peliputan.
                Kelompok kami mendapat sedikit keringanan karena lokasi yang kami dapatkan adalah pasar, dan kelompok kami mengambil akses terdekat dari lokasi yaitu Pasar Karuwisi. Pada saat itu salah satu anggota kelompok kami Kak Alvidha kesehatannya sedikit terganggu, dan kami menyarankan agar Kak Alvidha untuk beristirahat saja dirumah, dan kami bangga dengan Kak Alvidha, meski kesehatannya terganggu, tugasnya sebagai Layouter tidak diabaikannya. Dan anggota lainpun melanjutkan tugasnya.
                Pagi itu kami di dampingi oleh Kak Rizka 08, Kak Mimi 08, dan Kak Sari 09. Setiba di Pasar Karuwisi kami membagi dua kelompok dalam pencarian berita. Kelompok pertama ada saya dan nununk, dan kelompok berikutnya ada hajir dan jung. pada kelompokku, banyak hal menarik yang kami dapatkan, ada Saudara Asri peyandang Hydrocepalus.
Asri, 28. penyandang Hydrocefalus. Pasar Karuwisi.

                Asri, 28 tahun waktu itu kami angkat sebagai profil pada buletin kami. Kami menganggap saudara Asri memiliki kelebihan, kelebihan yang terdapat dalam dirinya, yaitu sebuah semangat besar untuk menghidupi keluarganya. Tidak hanya di pasar sebagai pengemis, dia juga berprofesi sebagai tukang becak. Dengan semangatnya, dia mampu memberikan nafkah kepada ibu.nya yang kini terbaring lemah karena sakit dan menyekolahkan adiknya di sebuah sekolah dasar. Dia harus melakukan itu sejak di tinggal oleh ayahnya beberapa tahun yang lalu.
                Selesai melakukan peliputan, tepat pukul 10.30 kami kembali ke lokasi. Kami beristirahat sebentar dan harus melanjutkan untuk mengerjakan berita kami karena deadline menanti tepat pukul 18.00. Karena kelalainku, akibat begadang semalam, saya tertidur yang ternyata tugas yang menumpuk sedang menungguku. Pada pukul 13.15 saya baru saja tersadar dalam tidurku tadi, dan dengan segera saya harus melaksanakan tugasku yang tertunda tadi.
                Waktu terus berlalu, terlihat pada jam dinding jarum panjang tepat berada di angka dua dan jarum kecilnya tepat berada di angka lima, lima puluh menit lagi, terdengar sirine peringatan dari panitia, DEADLINE!!!!! Kami mencoba untuk tetap tenang, terdengar dari aula, Kak Nendeng selaku steering waktu itu marah karena tidak ada satupun dari ketiga kelompok yang menyelesaikan buletin. Dan kami tiga kelompok, peserta Timelines 2011 gagal terbit. Sebagai hukumannya, kami ditugaskan ketiga kelompok digabung menjadi satu redaksi dan menerbitkan satu buletin lagi.

To be Continued ...